Press Release Pelantikan BEM, DLM, HIMA, dan UKM FEB Unsoed Periode Kepengurusan 2024

(Sumber: Dok. BEM FEB Unsoed)

Acara pelantikan dan serah terima jabatan yang dilakukan oleh organisasi kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis telah dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 Februari 2024, di lantai tiga gedung Roedhiro FEB Unsoed. Pelantikan tersebut melibatkan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Legislatif Mahasiswa (DLM), Himpunan Mahasiswa (HIMA), serta Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di FEB Unsoed.

Kegiatan pelantikan yang dihadiri oleh pimpinan yang tergabung dalam pengurus baru serta ketua atau perwakilan periode lalu yang akan menyerahkan jabatannya ini berlangsung dengan khidmat. Turut serta mengundang Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Istiqomah, S.E, M.Sc, Ph.D, yang menjadi saksi legalitas pergantian kepengurusan. Disusul pula Prof. Wiwiek Rabiatul Adawiyah M.Sc., Ph.D. selaku Dekan FEB Unsoed yang memberi ucapan selamat dalam sambutan hangat.

Persiapan pelantikan ini diketahui telah direncanakan oleh BEM dalam waktu sekitar tiga minggu. Terdapat perubahan rencana dari yang semula bertempat di lapangan putih pada pagi hari pukul 08.00 WIB menjadi bertempat di Gedung Roedhiro pukul 10.00 WIB, atas permintaan dari Dekan FEB Unsoed. BEM melalui Kementerian Dalam Negeri juga melakukan koordinasi terkait informasi pelantikan dengan setiap Organisasi Mahasiswa (Ormawa) yang ada di FEB.

Dalam sambutannya, Wakil Presiden BEM FEB Unsoed, Hafizh Pradipta Arya Abyasa membahas fenomena penurunan minat mahasiswa terhadap organisasi. Fenomena ini menyebabkan sulitnya reorganisasi dan bukan hanya terjadi di FEB saja, namun dialami juga oleh semua elemen organisasi kemahasiswaan. Ia membacakan teks sambutan yang merupakan titipan dari Presiden BEM terpilih, Irzal Eka Saputra, yang berhalangan hadir pada kesempatan itu.

Hafizh menuturkan salah satu penyebab penurunan minat terhadap organisasi adalah terjadinya pergeseran minat ke akademik karena adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dinilai lebih valuable karena mempersiapkan mahasiswa untuk lebih dekat dan lebih siap dengan dunia kerja.

“Jangan berkecil hati karena mengorbankan kesempatan mengikuti MBKM, namun justru dengan mengikuti organisasi kita belajar, menempa ilmu, menempa diri, berproses menjadi next leader,” ujar Hafizh.

Pandangan presiden BEM pada fenomena ini bahwa MBKM menggerus mahasiswa untuk menjadi pekerja, dengan kata lain mahasiswa ditempa untuk menjadi pekerja, sementara dalam organisasi mahasiswa ditempa untuk menjadi pemimpinnya.

“Ini sekadar pandangan sempit, karena keduanya (MBKM dan organisasi) memiliki kesempatan yang luar biasa. Kami pun berupaya melinearkan program MBKM dan organisasi dengan merealisasikannya melalui program kerja mitra desa yang kami usahakan menjadi PPK ormawa, yang bisa dikonversi dengan KKN dan dikompetisikan nasional jadi program pengabdian masyarakat yang berbau akademis. Pada intinya kami mengintegrasikan antara MBKM dengan organisasi,” tambah Hafizh.

Selasar Karya menjadi simbol BEM dalam membawa pergerakan tahun ini yang dibentuk dalam kabinetnya. Selasar karya memandang KMFEB dan khususnya sekretariat sebagai art gallery untuk memamerkan karya, program, dan keunggulan yang bertujuan meningkatkan nama KMFEB. BEM mengusung nama kabinet “Selasar Karya” untuk KMFEB bukan untuk bersaing melainkan bekerjasama, menyatukan dan memamerkan karya. Upaya BEM dalam mewujudkannya melalui Kementerian PSDM (Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa) serta Mikat (Minat dan Bakat).

Organisasi yang bagus, diungkapkan Hafizh, adalah organisasi yang berkelanjutan. BEM akan melanjutkan apa yang sudah dijalankan dari program yang bagus dan relevan, menciptakan program baru sesuai keperluan, dengan tujuan high profile organisation.

Sementara itu, ketua Dewan Legislatif Mahasiswa (DLM) FEB Unsoed periode 2024 yang  juga turut serta menghadiri acara tersebut menyikapi penurunan minat terhadap organisasi tersebut dengan mengemukakan konsep pembangunan manusia. Konsep ini diimplementasikan dengan menawarkan nilai-nilai yang ada di DLM sekaligus menggali basic demand atau kebutuhan mahasiswa itu sendiri. Sehingga konsep pembangunan sumber daya manusia yang walaupun sedikit ini, bisa lebih maksimal kedepannya.

“Secara porsi, DLM mengawasi sekaligus melaksanakan fungsi anggaran. Fokus pengembangan manusia, pertama untuk DLM, bagaimana mengawasi dengan baik dan bijak dan akhirnya BEM yang mengeksekusi proker untuk KMFEB. Jadi, DLM yang nge-push atau koordinasi, bersinergi dengan BEM sebagai mitra sanding. Jadi, dari situ ada output dari BEM kepada KMFEB secara eksekutif,” jawab M. Farros Abid Nuryanto, ketua DLM FEB Unsoed 2024 saat ditanya mengenai konsep pembangunan manusia yang diusung DLM tahun ini.

Kemudian, dalam hal rencana pelaksanaan pengawasan, ia menuturkan adanya SOP pengawasan. SOP tersebut berpaku pada Musyawarah Kerja (Musker) yang dilakukan BEM dan DLM serta disaksikan oleh KMFEB. Adapun pengawasan oleh DLM yakni, pengawasan dari esensial kementerian yang dilanjutkan dengan pengawasan proker supaya berjalan dengan maksimal.

Ketua DLM yang baru resmi menjabat itu juga menjelaskan beberapa perbedaan antara DLM tahun ini dengan periode sebelumnya. Ia berencana untuk meningkatkan keaktifan dan bonding karena adanya penurunan minat terhadap organisasi di tahun ini. Salah satu upaya yang dilakukannya yaitu acara “Ngopi” atau Ngobrol Aspirasi yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 24 Februari 2024 bertempat di pelataran sekretariat. Acara ini juga sebagai inovasi baru yang dilakukan DLM untuk lebih kreatif dalam mem-bonding-kan pengurus setelah pada periode sebelumnya terdapat program kunjungan sekretariat di FEB Unsoed. 

“Bertujuan awal untuk menyerap aspirasi dari KMFEB. Rangkaian acaranya open coffee shop. Di situ bebas, temen-temen yang mau dateng, ngobrol. Ada keresahan apa? Bisa disuarakan. Sengaja milih waktu pas pelantikan karena mengingat peresmian secara penyuratan dan ada massa yang banyak. Juga, waktu yang cukup untuk kumpul dari KMFEB dan sekre,” beber Farros.

Reporter & Penulis: Nita Maysaroh, Anisa Nur Mareta | Transkriptor: Nita Maysaroh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *